Jakarta
(wartalogistik.com) – DPP Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI) tidak hanya melakukan pembelaan terhadap
pelaut yang sedang menghadapi masalah
pada perusahaan tempatnya berkerja, tetapi
juga menyalurkan para pelaut yang masih menunggu penyelesaian perkaranya dengan
kegiatan pendidikan dan keterampilan ( diklat ) tanpa dipungut biaya.
“Program
diklat ini bertujuan agar pelaut yang
sedang menunggu masalahnya selesai, bisa mengisi waktunya dengan kegiatan
bermanfaat, sehingga ketika kembali bekerja di kapal sudah memiliki berbagai kompetensi
dan sertifikat yang belum dimilikinya,”
kata Ketua Advokasi, Hukum dan HAM
DPP Pergerakan Pelaut Indonesia (PPI), Imam Syafi’i, di kantornya, Jakarta
Utara, beberapa waktu lalu.
Mengingat
banyaknya masalah pelaut yang sedang
ditangani, maka jumlah pelaut yang diberdayakan masih terbatas. Untuk tahap
awal sebanyak 15 pelaut yang sedang masuk program diklat.
Ke
15 orang pelaut ini sedang dalam pendampingan DPP PPI, karena selama bekerja di
kapal-kapal ikan di China tidak mendapatkan upah selama 6 bulan bekerja.
Akhirnya mereka dipulangkan sepihak. Sesampai di Jakarta, mereka mengadukan
masalahnya dan menguasakan ke DPP PPI untuk menyelesaikan dengan pihak yang
mengirimkan mereka.
“Diklat
yang diikuti pelaut itu bervariasi. Tergantung dari kebutuhannya masing-masing.
Jika belum memiliki BST, maka dia akan mengikuti diklat BST, jika belum
memiliki SAT maka dia mengikuti diklat SAT, dan seterusnya. Dan pelaut yang menjadi peserta diklat ini tidak dipungut biaya,” ungkapnya.
Dari
data yang ada di PPI sebagian besar pelaut yang didampingi menyelesaikan masalahnya, pada posisi ratting, sehingga diklat yang diikuti
sesuai dengan kebutuhan persyaratan ratting.
Lokasi
diklat, tambah Imam Syafi’i juga
melihat dimana lembaga diklat membuka
kelas dari kebutuhan pelaut, sehingga pelaut yang mengikuti diklat tersebar di
beberapa diklat.
“Mereka
antusias atas program PPI ini, mengingat pelaut yang sedang menjalani
penyelesaian masalahnya masih ingin kerja agi di laut,” kata Imam Syafi’i.
Selain itu juga, tambah Imama Syafi'i para pelaut ini diharapkan mengerti mengenai persyaratan-persyaratan menjadi pelaut, dengan siapa berhubungan untuk mendapatkan pekerjaan, bagaimana bentuk perjanjiannya dan bagaimana mengatasi masalah di pekerjaannya.
"Agar dikemudian hari tidak mudah untuk diperlakukan seenaknya oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," tegas Imam Syafi'i.
(Abu
Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar