Jakarta (wartalogistik.com) – Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu
Pelayaran (BP3IP), Sunter,
Jakarta Utara melangsung kegiatan diklat ( pendidikan dan pelatihan ) e-learning
(diklat sistem on line) jenjang peningkatan ANT dan ATT III – I . Sistem ini
membuat efisensi biaya dan kualitas
peserta diklat.
Direkur BP3IP Capt.
Weku F. Karuntu M. Mar menyatakan pada awalnya kegiatan e-learning berlangsung
untuk ANT dan ATT I. Pada saat pertama pembukan program diklat di tahun 2019 para pelaut
perwira yang banyak yang mengikutinya Setelah sukses melangsungkan program pertama, kini dilanjutkan
serentak untuk diklat peningkatan ANT dan ATT III – II.
“Dari hasil evaluasi kami, diklat sistem on line ini terlihat
sangat besar positipnya bagi pelaut. Misalnya dari segi biaya, dari sisi
ketersediaan waktu belajar, kedekatan dengan keluarga, sampai pada serapan
materi diklat yang diterima para peserta diklat,” ungkap Capt. Weku F. Karuntu,
Kamis di Jakarta (30/1).
Apa yang diungkapkan Capt. Weku memang nyata. Terlihat pada
waktu program perdana dilangsungkan pada bulan Nopember tahun 2019. Peserta
diklat e-learning program peningkatan ANT dan ATT I jumlahnya mencapai 69 orangpeserta.
Kemudian dilanjutkan pada diklat yang kedua, jumlah pesertanya 23 orang dan kini pada
angkatan ke tiga mencapai 46 orang.
“Kini memasuki diklat yang ketiga, serentak kami buka untuk peningkatan ANT dan
ATT I sampai III, pendaftaran masih berlangsung diklat pada bulan Pebruari,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggara Pendidikan BP3IP, Sunter, Jakarta Utara, Drs
Indra Gunawan M Sos menyatakan diklat sistem on-line ini sangat praktis. Peserta
diklat pada saati daftar sampai belajar bisa dilakukan dari rumah atau diamana
calon peserta berada, karena berlangsung dengan cara on line.
“Jadi jika sekarang siap mendaftar dan sudah siap
persyaratannya tinggal registrasi via
online dan pembayarannya pun melalui bank yang dilakukan dengan sistem on line
juga. Jadi bisa cepat dan singkat dilakukan,” ungkapnya.
Selain itu juga tambah Indra, biya peserta diklat lebih efisiensi
sekitar 24 juta. Hal itu bisa terlihat dari kegiatan selama diklat jika harus
duduk di kampus, karena harus mengeluarkan biaya akomodasinya yang besar seperti untuk kost bagi yang bertempat
tinggal di luar Jakarta Utara, biaya transportasi dan makan.
“Tapi dengan sistem ini mereka bisa di rumah berkumpul dengan
keluarga sambil belajar,” ungkapnya.
Selain itu juga indra menyatakan pengeluarkan kampus untuk
listrik bisa berkurang sekitar Rp 700 juta per tahunnya.
Menyangkut serapan materi diklat, Indra Gunawan menyatakan
bisa lebih besar karena pelaut bisa mengakses berulang-ulang materi dimanapun
berada dengan menggunakan perangkat komunikasi. Materi diklat 30 persen teori
dan praktek 70 persen.
“Materi teori sebanyak 30 persen bisa disampaikan seluruhnya,
dan bisa diterima langsung oleh para peserta,” katanya.
Untk biaya
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar