Surabaya (wartalogistik.com) – Pelindo Marine (BUMN Pelindo Group) mengajak adik-adik yatim piatu dari Panti Pesantren Muhammadiyah KH. Mas Mansyur II, Surabaya, mengikuti kisah Nuzulul Quran di Surabaya North Quay, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Senin (25/3).
Kisah peristiwa turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Saw. tersebut diceritakan dengan jenaka oleh pencerita boneka ventriloquist dan pesulap, Trianto atau yang biasa dikenal dengan Kak Tri Boneka.
“Pelindo Marine senang sekali setiap tahun bisa mengajak adik-adik yatim piatu untuk ngabuburit (menunggu waktu berbuka puasa) maritim sembari menikmati suasana sunset (matahari terbenam) di Selat Madura. Pada Ramadan 1445 H ini, juga bergabung adik-adik dari Kampung Seng Tangguh, Surabaya, kampung binaan Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) Pelindo Marine. Makna dan pelajaran moral dari peringatan Nuzulul Quran pun, disampaikan secara menghibur oleh pencerita boneka,” kata Direktur Utama Pelindo Marine Warsilan, yang turut hadir bercengkrama bersama.
Pada kesempatan tersebut, Pelindo Marine sekaligus menyampaikan dana bantuan untuk kebutuhan pendidikan adik-adik di panti pesantren dalam rangka Pelindo Berbagi Ramadan. Pendidikan merupakan salah satu prioritas Program TJSL yang diarahkan oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia.
”Pada ngabuburit maritim kali ini, adik-adik berkesempatan tak hanya mendapatkan pendidikan agama, tapi juga edukasi maritim sekaligus. Karena ada kakak-kakak pegawai Pelindo Marine yang mendampingi mereka dan menjelaskan tentang aktivitas kepelabuhanan. Mulai dari melihat langsung operasional penundaan kapal sandar yang dilakukan Pelindo Marine. Hingga proses bongkar muat di lapangan penumpukkan peti kemas. Partisipasi pegawai pada Program TJSL merupakan bagian dari inisiatif Employee Social Responsibility (ESR),” ungkap Warsilan.
Kepala Panti Pesantren Muhammadiyah KH. Mas Mansyur II, Ustadz Fahad, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi undangan Pelindo Marine. Menurutnya, perhatian Pelindo Marine sangat berarti, karena panti asuhan dan pesantren yang dipimpinnya belum lama didirikan.
“Santri dan santriwati kami berasal dari berbagai daerah. Dan ternyata tidak sedikit yang belum pernah datang ke pelabuhan, padahal Indonesia negeri maritim. Maka undangan Pelindo Marine sangat menyenangkan bagi anak-anak. Sebagai pengasuh, kami juga bisa bertukar pikiran tentang cara menarik fokus anak dalam belajar dengan Kak Tri Boneka dan pegiat Sirolan (Sinau karo dolan, Jw= Belajar sambil bermain) di Kampung Seng Tangguh, binaan Pelindo Marine,” ungkap Ustadz Fahad.
Pegiat Sirolan Kampung Seng Tangguh, Rika Rachman, yang juga hadir mengaku senang bisa datang dengan mengajak belasan anak-anak dari kampung seng, yang merupakan salah satu sudut pemukiman padat penduduk tak jauh dari kawasan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
“Surabaya North Quay ini kan ruang publik untuk menikmati suasana laut yang tak jauh dari tempat tinggal kami. Namun ternyata juga ada anak-anak warga Kampung Seng Tangguh yang belum pernah ke sini (Surabaya North Quay -Red). Biasanya anak-anak mengikuti Sirolan di lantai 2 pos RT yang baru saja direnovasi Pelindo Marine. Sore ini seperti Sirolan spesial, karena diajak melihat langsung ragam aktivitas dan profesi di pelabuhan. Semoga bisa menginspirasi mereka,” harapnya.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar