Jakarta ( wartalogistik.com) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP ) Kelas IV Kepulauan Seribu memberikan perhatian pada upaya persiapan mitigasi pencemaran di lingkungan perairan dari ekplorasi minyak di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Perairan Kepulauan Seribu yang dikenal sebagai kawasan wisata, terdapat juga kegiatan eksplorasi minyak yang di lakukan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Atas kegiatan eksplorasi itu, tentunya berpotensi terjadi tumpahan minyak yang menjadi pencemaran di perairan.
Pengawasan dalam upaya antisipasi maupun mitigasi pencemaran di perairan dari kapal dan anjungan lepas pantai yang terjadi di wilayah Kepulauan Seribu menjadi tugas dan fungsi KSOP Kepulauan Seribu.
Untuk itu Kepala KSOP Kepulauan Seribu, Capt. Benny Pandelaki bersama Tim Monitoring melakukan kegiatan kunjungan, sekaligus memberikan rekomendasi atas hasil monitoring ke shore base PHE ONWJ di kawasan Marunda, pada Rabu (18/6).
" Kegiatan ini (monitoring) sangat penting untuk kami mengetahui langsung, sampai sejauh mana kesiapan pihak PHE ONWJ, baik kesiapan SDM, peralatannya, dan penempatan peralatan guna secepat mungkin melakukan mitigasi pada kegiatan penanggulangan pencemaran yang terjadi, " jelas Capt. Benny Pandelaki.
Lebih jauh, Capt. Benny Pandelaki menyatakan, setiap pelabuhan punya karakteristik tersendiri. Itu bisa kita ketahui dari hasil risk assessment. Misal di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok Priok punya karakteristik tersendiri yaitu tingginya kepadatan kendaraan yang masuk, maka risiko atau ancaman bisa jadi kemacetan. Atas keadaan itu, pihak operator pelabuhan memiliki perencanaan mitigasinya.
" Pada KSOP Kepulauan Seribu yang di wilayahnya berupa perairan dan ada eksplorasi minyak, salah satu resiko adalah terjadinya pencemaran lingkungan perairan, karena potensi dari kegiatan migas itu. Untuk itu membutuhkan kesiapan mitigasi penanggulangan pencemaran," kata Capt. Benny Pandelaki.
PHE ONWJ sebagai salah satu operator anjungan lepas pantai yang mengekplorasi minyak di Perairan Kepulauan Seribu, mempunyai dua shore base yakni di Marunda Jakarta Utara dan Balongan, Jawa Barat.
Pada kunjungan itu Tim dari KSOP Kepulauan Seribu melihat kesiapan shorebase yang ada di kawasan pelabuhan Marunda, mulai dari kesiapan SDM, peralatan penanggulangan pencemaran dan posisi penempatannya.
" Pada intinya PHE ONWJ sudah mempersiapkan dengan baik segala sesuatu terkait mitigasi pencemaran dari kegiatan di anjungan rig yang dioperasikan. Namun kami juga mempunyai catatan untuk perbaikan atas kesiapan yang sudah berlangsung," katanya.
Misalnya, sambung Benny Pandelaki, pada posisi penempatan peralatan, membutuhkan perubahan, agar pada saat dibutuhkan peralatan tersebut bisa dengan mudah dimobilisasi ke lokasi yang membutuhkannya.
" Atas pentingnya kesiapan sarana dan prasarana mitigasi itu, maka kami perlu memastikan dengan melakukan kegiatan ini, sehingga persiapannya semakin baik," kata Capt. Benny Pandelaki.
Atas kunjungan Tim Monitoring dari KSOP Kepulauan Seribu, jajaran dari pihak PHE ONWJ yang mendampingi kunjungan itu diantaranya, Asst. Manager Drilling Operation PHE ONWJ, Aris Kurniawan, Asst. Manager PAERCM PHE ONWJ Lefdin Saragih, Section Chief Warehouse Operation Marunda Shorebase PHE ONWJ Rizsan M. Fachri. Mereka menyatakan, kegiatan monitoring ini sangat bermanfaat dalam rangka mendukung kesiapsiagaan pihak shore base yang ada di kawasan Marunda menanggulangi pencemaran di perairan.
" Dari kegiatan monitoring ini banyak manfaatnya, kami mendapatkan masukan baik dari penjelasan pihak KSOP Kepulauan Seribu dan Tim, terkait regulasi, sistem dan mekanisme penanganan pencemaran lingkungan maritim," kata salah seorang yang mendampingi.
Hal senada juga disampaikan, akhir kunjungan kami juga mendapatkan rekomendasi untuk perubahan pada penempatan peralatan yang tentunya bisa mendorong kami semakin siap menanggulangi setiap potensi pencemaran di perairan akibat tumpahan minyak dari anjungan," jelas salah seorang petugas dari PHE ONWJ.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar