Jakarta (wartalogistik) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni menegaskan perannya pada tahun 2025 kembali mendapat penugasan distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting (bapokting) ke seluruh penjuru Nusantara.
Penugasan dari Kementerian Perhubungan sejak 2015 ini terbukti berdampak signifikan terhadap penurunan harga bapokting, terutama di kawasan Indonesia Tengah dan Timur.
Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani, dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (24/7), menyampaikan bahwa tol laut telah berhasil menekan harga bapokting sebesar 5–35 persen.
“Di wilayah Barat penurunannya 5–10 persen, wilayah Tengah 10–30 persen, dan wilayah Timur bahkan mencapai 15–35 persen,” ujar Tri.
Untuk kawasan Indonesia Timur, Pelni mendistribusikan beras, gula, tepung, minyak goreng, kedelai, cabai rawit, dan bawang merah. Selain itu, juga mengangkut barang penting seperti semen, besi, baja, dan triplek. Di Indonesia Tengah, Pelni juga melayani distribusi pupuk.
Sejak 2015, jumlah trayek logistik terus meningkat. Jika di awal hanya ada 3 trayek, maka pada periode 2022–2023 jumlahnya mencapai 11 trayek, dengan produksi masing-masing sebesar 13.486 TEUs dan 12.429 TEUs.
Strategi dan Teknologi Mendukung Operasional Tol Laut
Untuk menjaga keandalan operasional, Pelni memprioritaskan kesiapan kapal dan crane. Koordinasi intensif dengan Kemenhub dan Kemendag juga dilakukan guna optimalisasi aplikasi Si Tol Laut sebagai sistem pemesanan kontainer.
Pelni turut mengembangkan aplikasi internal seperti My Depo untuk informasi stuffing dan jenis barang, serta Maps untuk memantau pergerakan kontainer secara real-time.
Namun, program kapal logistik ini masih menghadapi kendala cuaca dan keterbatasan sarana-prasarana di pelabuhan 3TP (terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan). Oleh karena itu, Pelni mendorong adanya peningkatan infrastruktur pelabuhan serta kolaborasi dengan pemerintah daerah guna memaksimalkan muatan balik.
Dorong Ketahanan Pangan dan Pemerataan Pembangunan
Tri menyampaikan juga, program tol laut tak hanya menekan disparitas harga, tetapi juga mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kami menjalankan fungsi strategis dalam distribusi logistik nasional melalui transportasi laut, baik kontainer biasa (dry) maupun berpendingin (reefer)
Dengan meningkatnya aksesibilitas dan kelancaran distribusi ke daerah 3TP, Pelni turut memperkuat fondasi National Freight Balancing—mewujudkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menuju Indonesia Emas 2045.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar