Jakarta ( wartalogistik.com) - Lembaga pendidikan pelayaran atau kepelautan di Indonesia sudah ada sejak 100 tahun lalu. Untuk itu Balai Pagembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) , Kementerian Perhubungan, pada Rabu (24/11) memperingatinya sebagai momentum untuk lebih meningkatkan keahlian pelaut dan penghargaan pada peran pelaut dalam menjalankan profesinya.
Prosesi peringatan di pimpin langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi melalui kegiatan upacara di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), Jakarta dan diikuti secara virtual dalam bentuk upacara peringataan oleh Kantor Kesyahbandaran Utama (KSU) Pelabuhan Tanjung Priok di terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Priok. Hadir dalam upacara di STIP para pimpinan balai pendidikan dan keterampilan pelayaran dibawah pembinaan BPSDMP, dan tamu undangan berbagai pihak baik dalam dan luar negeri.
Dalam sambutannya Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa jumlah pelaut Indonesia saat mencapai 1, 230.000 pelaut, dan yang berkerja di kapal-kapal di luar negeri mencapai lebih dari 300 ribu pelaut. Dari sudut perolehan devisa dihasilkan pelaut buat Indonesia saat ini mencapai Rp. 110 triliun pertahun.
Untuk itu, maka sangat penting untuk menghargai pelaut atas capaian itu, baik dalam perlindungan, kesejahteraan maupun meningkatkan keahlian pelaut, yang salah satu melalui memperingati satu abad adanya penyelenggaraan pendidikan keahlian dan keterampilan pelaut atau pelayaran di tanah air.
" Saat ini sudah satu abad berdirinya lembaga pendidikan pelayaran di tanah air kita dalam rangka menyelenggarakan pendidikan untuk ketersediaan pelaut di tanah air. Maka kita peringati sebagai momentum untuk lebih meningkatkan pendidikan keahlian pelaut, sehingga pelaut kita semakin meningkat keahliannya,' kata Menhub, pada salah satu bagian yang disampaikan, dalam sambutannya pada upacara itu.
Peringatan itu juga ditandai dengan penekanan tombol di Kampus STIP Jakarta pada pukul 10.00 WIB yang diikuti oleh bunyi sirine dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priok dan Marunda sebagai tanda perayaan tersebut.
Keberadaan Indonesia yang sebagaian besar wilayahnya meritim sudah diakui bangsa-bangsa di dunia. Atas keadaan itu, kata Menhub, mereka pun menggali potensi maritim tanah air dengan pembangun lembaga penyelenggaraan pendidilan bagi sumber daya manusia di nusantata dengan membangun lembaga pendidilan pelaut di Makassar.
"Kebutuhan pada sumber daya berkeahlian di bidang maritim terus berlanjut, maka.pemerintah pada tahun 1950 an juga mendirikan lembaga pendiikan pelayaran, diantaranya Akdemi Ilmu Pelayaran (AIP) yang diresmikan oleh Presiden RI pertama, Sukarno," jelas Menhub.
Usai upacara Menhub juga menjelaskan bahwa masyarakat dunia mengakui keahlian dan prilaku pelaut Indonesia, yang gigih bekerja dan ramah bersosialisasinya.
" Untuk kami terus mendukung upaya membentuk keahlian pelaut untuk lebih meningkat, agar tetap mendapat pengakuan dalam mengoperasikan kapal laut yang memperhatikan keselamatan dan keamanan pelayaran," kata Menhub dalam penjelasan kepada media didampingi juru bicara Kemenhub, Adita, Kepala BPSDM Perhubungan, Capt. Anthoni Priadi, Ketua STIP, Amirudin.
(Abu Bakar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar