KSOP Marunda Serahkan Pas Kecil Dan Jaket Pelampung Pada Nelayan - WARTA LOGISTIK | CERDAS & INFORMATIF

Post Top Ad

Responsive Ads Here
KSOP Marunda Serahkan Pas Kecil Dan Jaket Pelampung Pada Nelayan

KSOP Marunda Serahkan Pas Kecil Dan Jaket Pelampung Pada Nelayan

Share This

Jakarta (wartalogistik.com) – Nelayan di kawasan Marunda yang sudah berhasil memenuhi persyaratan pembuatan dokumen kapal ikan mendapatkan pas kecil dan jaket pelampung.

Penyerahan pas kecil dan jaket pelampung berlangsung saat kampanye keselamatan pelayaran yang diselenggarakan Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Marunda, pada Rabu (25/7).

Hadir dalam prosesi itu Kasubdit Pencegahan, Pencemaran, dan Manajemen Keselamatan Kapal dan Perlindungan Lingkungan di Perairan, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan.(Dit. Kapel ), Jaja Suparman yang mewakili Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Dwi Budi Sutrisno,   Kapolsek Marunda, Kompol Sutikno, dan sejumlah pengguna jasa di kawasan Marunda.

Kepala KSOP Marunda, Yuserizal dalam sambutannya menjelaskan, proses untuk mendapatkan pas kecil sudah berlangsung beberapa waktu belakangan ini. Dimulai pada bulan Mei 2018, melalui kegiatan pengukuran kapal ikan di bawah 7 GT. Hasilnya 7 pas kecil berhasil diterbitkan.

Selanjutnya,  pada 16-18 Juli 2018 berlangsung lagi kegiatan pengukuran. Kali ini jumlah kapal yang diukur 75 unit . Dari 75 unit kapal tersebut, 71 telah dilaksanakan pemberkasan dan datanya diserahkan Ke Ditkapel untuk proses selanjutnya. Dari 71 kapal ikan itu yang mendapat persetujuan untuk mendapatkan pas kecil 53 kapal.

“Dari 53 yang sudah diterbitkan pas kecilnya sebanyak 40 kapal ikan. Sebanyak 13 kapal masih diproses dan diharapkan minggu ini bisa terbit,” kata Yuserizal yang mendapat sambutan tepuk tangan dari nelayan yang hadir.

Lalu bagaimana dengan 18 kapal ikan yang sudah diukur ? Menurut Yuserizal, sebanyak 14 kapal ikan diantaranya ada penolakan karena berbagai sebab. Diantaranya, nama kapal ikan sudah ada sebagai nama kapal yang sudah memiliki pas kecil. Surat tukang (surat dari pembuat kapal) belum ditandatangani pemilik.

“Jadi yang 18 kapal masih perlu ada perbaikan pada persyaratan yang harus dipenuhi. Jika sudah dilakukan perbaikan dari pemilik kapal, akan kami layani sampai terbit sertifikat kapalnya,” kata Yuserizal.

Selain mendukung nelayan dari aspek legalitas kapal ikan untuk melaut, Yuserizal menyatakan Kantor KSOP Marunda juga memperhatikan dengan kegiatan memberikan jaket pelampung kepada para nelayan agar selamat selama melaut. Jaket pelampung akan diserahkan kepada nelayan yang ada di Marunda sekitar 150 orang nelayan.
Namun saat ini pelampung yang  tersedia 115 jaket pelampung, hasil dari bantuan pelaku usaha di pelabuhan yang ada di kawasan Marunda, seperti pengusaha pelabuhan, pelayaran, perusahaan bongkar muat, keagenan. Selanjutnya kekurangannya masih akan terus diusahakan sampai terpenuhi seluruh jumlah nelayan.

 “Buat para nelayan, tolong selama melaut jaket pelampung dipakai, untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan selama mencari ikan. Musibah memang kita tidak inginkan, tapi dia akan datang sewaktu-waktu tanpa diduga, sehingga setiap waktu selama melaut harus selalu siap-siap dengan alat penolong seperti jaket pelampung ini,” pesannya.

Enggannya nelayan menggunakan jaket pelampung juga diungkapkan kedua pejabat yang hadir. Jaja Suparman dan Kompol Sutikno, keduanya pernah melakukan kegiatan di laut menemukan nelayan dengan perahunya tidak menggunakan jaket pelampung.
Ketika Sutikno menemukan nelayan di perairan Marunda tidak menggunakan jaket pelampung, ia langsung mengarahkan untuk menggunakannya. “Tetap pakai jaket pelampung  pak meski ribet.  Jangan mengandalkan kemampuan berenang kalau di laut tanpa alat penolong, karena  tenaga kita terbatas berjam-jam jika berada di air,” pesannya pada nelayan.

Jaja Suparman juga menemukan hal yang sama adanya  keengganan nelayan menggunakan jaket pelampung. Bahkan ada yang sama sekali tidak membawa jaket pelampung ketika mencari ikan. “Ini sangat berbahaya bagi keselamatan jiwa dilaut, sudah banyak kejadian yang membuat nelayan gagal selamat ketika kecelakaan, karena tidak membawa jaket pelampung,” kata Jaja. (Abu Bakar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here