Virus Corona “Dibedah” di Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok, 49 Kapal Dari China Aman - WARTA LOGISTIK | CERDAS & INFORMATIF

Post Top Ad

Responsive Ads Here
Virus Corona “Dibedah” di Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok, 49 Kapal Dari China Aman

Virus Corona “Dibedah” di Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok, 49 Kapal Dari China Aman

Share This

Jakarta (wartalogistik.com) -  Virus corona atau coronavirus “dibedah” pada komunitas di lingkungan kerja Pelabuhan Tanjung Priok. Hasilnya terungkap kapal yang masuk dari China berjumlah 49 kapal dan 1146 awak kapal dengan status negatip membawa virus,  pengetatan pemeriksaan masih terus berlangsung  di luar kawasan pelabuhan (break water) pelabuhan.

“Pemeriksaan kesehatan di kapal yang datang dari Cina atau negara yang terjangkit virus berlangsung secara ketat dan maksimal. Jika ada awak kapal yang ada tanda-tanda seperti panas suhu badan mencapai lebih dari 38 derajat, sedang batuk dan flu akan kami periksa lanjutan ke rumah sakit yang dirujuk. Yang terdekat disini adalah rumah sakit Sulianti Saroso di Sunter, Jakarta Utara,” kata Kepala Kantor Pelabuhan Tanjung Priok Dr. Jefri H. Sirorus M. Kes ketika menjadi pembicara pada Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok,  di Jakarta, Selasa (11/2).

Selan itu juga dihadirkan pembicara  Kepala Bidang Keselamatan Berlayaran, Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Tanjung Priok, Capt. Detri Anwar MM dan General Manajer Pelabuhan Tanjung Priok, Suparjo MM, MBA.

Jefri dalam paparannya menjelaskan tentang situasi pada proses awal dan terkini penyebaran virus corona, baik di negara asal virus corona dan negara-negara lainnya. Dalam catatannya awalnya adanya wabah dimulai dari terjangkit sejumlah orang dengan diagnosa peradangan pada paru. Sampai  30 Desember 2019  belum diketahui penyebab  dilaporkan ke komisi kesehatan nasional Cina. Kemudian hari terus berlanjut sampai diketahui sebagai virus corona dan mulai jatuh korban mennggal di Wuhan dan beberapa negara. Data pada 10 Pebruari 2020 tercatat total 42.763 kasus, tersebar di China, dan sudah menyebar ke 27negara lainnya.

Semua kasus ada riwayat perjalanan/ hubungannya dangan daerah di kota Wuhan, Privinsi Hubei. Kasus di China daratan:  Total 42.306 kasus, dimana 31.728 kasus dilaporkan dari Provinsi Hubei 1.013 kematian, (termasuk 1 di Hongkong dan 1 di Filiphina).

Ia juga menjelaskan tentang Coronaviruses (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Coronavirus novel (nCoV) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.

Selain itu juga dijelaskan mengenai kemampuan virus bertahan di udara sampai bagaimana mengatasi pihak yang terkena infeksi.

“Kemampuan virus corona berada di udara terbuka dan pada iklim tropis sekitar 1 sampai 2 jam. Untuk itu ketika berada di lingkungan yang terdapat virus corona pencegahannya dengan menggunaan masker,  membersihkan anggota tubuh   terutama tangan,” ungkap Dr. Jefri Sitorus.

Lalu bagaimana penyembuhannya ? dikatakan Dr Jefri Sitorus sampai saat ini yang namanya virus corona belum ada obatnya dan upaya mengatasinya  dengan melakukan peningkatan kekebalan pada tubuh pada orang  yang terkena gejala atau sudah terinfeksi virus corona melalui kegiatan isolasi.

Pada bagian lain dipaparkan juga tahapan untuk melakukan pemeriksaan dan merehabilitasinya pada  pasien terjangkit virus corona di rumah sakit.

“Jadi rumah sakit yang menjadi rujukan sudah melalui pemeriksaan WHO, karena pihak WHO ada di Indonesia dan selalu melakukan pemeriksaan atas pemenuhan persyaratan rumah sakit infeksi yang ada,” katanya.

Jefri juga menepis pernyataan pihak-pihak yang khawatir atas kesiapan dan kemampuan Indonesia untuk melakukan penanganan pencegahan dan rehabilitasi pasien terindikasi terjanngkit virus corona.

“Yang namanya ruang isolasi di rumah sakit rujukan, sudah benar-benar terjamin untuk mengisolasi pasien, karena udara dari luar bisa masuk tapi yang dari dalam tidak bisa keluar. Jadi aman terhadap penyebarannya,” kata Jafri.

Sementara itu menyangkut pengamanan kawasan pelabuhan dari masuknya kapal-kapal yang berasal dari China yang merupakan wilayah asal muasal adanya virus corona dijelaskan Capt. Detri Anwar. Dikatakan, proses pemeriksaan pada kapal-kapal yang sebelumnya singgah ke China dilakukan pemeriksaan di kawasan luar perairan Pelabuhan Tanjung Priok, sesuai standar karena dalam UU Pelayaran sudah ditetapkan.

Standar operasi prosedur kapal berlabuh di perairan Pelabuhan Tanjung Priok, melalui Surat Keputusan Kantor Kesyahbandaran Pelabuhan Tanjung Priok  No. UM. 003/14/11/Syb Tpk – 16 pada pasal 117 disebutkan  setiap kapal yang akan dilakukan pemeriksaan karantina, masuk zona labuh H dengan ketentuan sebagai berikut, pada kapal yang dinyatakan terjangkit karantina mengibarkan bendera kuning. Masuk dari utara. Berlayar sepanjang alur pelayaran sisi barat. Crossing alur secara tegak lurus masuk zona karantina. Perhatikan dan komunikasi dengan stasiun pandu maupun kapal-kapal sekitarnya baik yang bergerak maupun yang tidak. Dikawal minimal dengan satu kapal tunda.

“Jadi standar pemeriksaan pada kapal dan awak kapal juga sudah ada dan biasa diterapkan pada kapal-kapal asing yang masuk pelabuhan,” katanya.

Jika ada kapal yang diindikasi terinfeksi virus corona, kata Capt Detri kapal tersebut tidak dizinkan untuk sandar di dalam pelabuhan dan melakukan kegiatan bongkar muat.

“Kapal tersebut akan diperintahkan untuk berlabuh jangkar di area zona Karanatina atau zona H. Dan sampai saat ini kapal yang kedatangan dari pelabuhan China dan awaknya  masih negatip dari terindikasi virus corona,” kata Capt. Detri.

Sementara itu Suparjo menyatakan  sejak mulai meningkatnya penyebaran virus corona secara global, pihak Pelabuhan Tanjung Priok memberikan dukungan untuk kegiatan antisipasinya. Salah satu caranya dengan menetapkan daerah untuk pemeriksaan pada setiap terminal yang menjadi pintu keluar masuk awak kapal dan penumpang internasional,  membentuk posko pemeriksaan di terminal, terlibat dalam kegiatan koordinasi untuk mencegah penyebaran virus corona di pelabuhan.

“Kami memiliki prosedur dan melakukan aksi untuk mencegah penyebaran virus corona yang masuk melalui kapal-kapal, awak kapal dan muatannya,” ungkap Suparjo.
Dan saat ini tambah, Suparjo dari rekomendasi menangani  pencegahan penyeberan virus corona di Pelabuhan Tanjung Priok situas pelabuhan berada pada level atau tingkat bahaya rendah dari empat level yang ada.

“Semoga tingkat bahaya rendah ini tetap terus bertahan dan tidak meningkat lagi,” tandas Suparjo.

Diskusi di Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Sudiono.  Menurut Capt. Sudiono pemeriksaan semua kapal  secara ketat ini  merupakan  langkah antisipasi bagi penyebaran virus pneumonia berat  atau virus corona melalui pelabuhan.

"Semua kapal harus diidentifikasi  dan dilakukan pemeriksaan secara ketat  khususnya terhadap kapal kedatangan  yang melayani pelayaran baik langsung maupun transit dari luar luar negeri khususnya dari negara yang terinfeksi virus corona Tiongkok dan Hongkong,"  kata Capt. Sudiono.

Selain itu, menurutnya para Penyelenggara Pelabuhan juga diwajibkan untuk segera membuat dan menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap dampak penyebaran virus corona dan membentuk tim terpadu bersama  pihak terkait seperti  Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Balai Karantina, Bea Cukai dan Instansi pemerintah lainnya guna mencegah masuknya virus Korona melalui pelabuhan.

“Semua kapal-kapal asing yang tiba di pelabuhan wajib melampirkan surat pernyataan bebas penyakit pneumonia berat yang ditandatangani oleh nakhoda atau Maritime Declaration of Health,” kata Capt Sudiono.

Sebagai panitia acara Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok, Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, Jece Julita Piris mengatakan  Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok merupakan sarana yang sangat strategis dalam upaya membangun sinergi kehumasan di antara instansi pemerintah maupun korporasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok sekaligus menindaklanjuti isu strategis nasional dalam mengantisipasi pencegahan dan penanggulangan virus corona melalui pelabuhan.

"Di Pelabuhan Tanjung Priok, sudah dibentuk Tim Posko Cegah Virus Korona dengan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok sebagai koordinatornya. Dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) diberi wewenang penuh dalam pencegahan dan penanggulangan virus corona tersebut," kata Jece.

Acara itu juga dihadiri Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Tanjung Priok Capt. Hermanta,  Kepala Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Priok, Elwin Refindo, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Muara Angke, Anggiat Doglas, Kepala KSOP Kepualauan Seribu,  Hanif Kartika Yudha, Kepala KSOP Sunda Kelapa yang diwakili Kepala TU Sunda Kelapa M. Ridwan, Kepala KSOP Marunda, Iwan Sumantri, Kepala TU (Balai Teknologi Keselamatan pelayaran (BTKP) Lily Hidayat, Ketua Cabang ALFI DKI Jakarta, Adil Makarim, Pengurus DPC INSA Jaya, Nano S, Ketua Koperasi TKBM Pelabuhan Tanjung Priok Karya Sejahtera, Suparman  dan sejumlah pihak terkait lainnya. Selaku moderator pada diskusi tersebut, Kepala TU Kantor OP Priok, Inayatun Robbani.

 (Abu Bakar)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here