Ketua Umum DPP INSA Camelia Hartoto. (Foto:Ist) |
JAKARTA-WARTA LOGISTIK - Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengakui jika angkutan eksor impor Indonesia masih didominasi oleh kapal pelayaran asing.
“Asing saat ini masih menguasai sekitar 10 persen angkutan laut dalam negeri, terutama untuk keperluan kegiatan tambang di lepas pantai. Karena kapalnya mahal. Investasinya besar. Sementara proyeknya jarang. Jadi, untuk pengusaha domestik, berat membeli kapal semahal itu. Kita berharap proyeknya bisa dijadikan satu paket,” ujar Carmelita.
Menurut Meme (panggilan akrab Carmelita), untuk sektor kapal kontainer, Indonesia sudah jauh ketinggalan sehingga sulit bersaing dengan asing.
Bahkan, perusahaan kapal kontainer di luar negeri sendiri juga sudah mulai kesulitan karena volume barang cenderung stagnan. Sehingga, perusahaan-perusahaan asing mulai melakukan merger.
Di sektor kontainer, pelayaran domestik yang cukup eksis antara lain, Samudera Indonesia, Tanto Line, Tempuran Emas, SPIL, dan Meratus, ada juga IFL.
Sekarang, seharusnya perusahaan pelayaran domestik setidaknya bisa mulai ditarget bisa meningkat perannya dari hanya 10 % menjadi 30 persen, terutama pada ekspor batubara dan CPO.
Dalam catatan, sepanjang 2016 misalnya, meski industri pelayaran nasional menghadapi tantangan berat. Namun, beberapa pelayaran yang terdaftar di bursa efek jakarta (BEJ), tiga di antaranya berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan.
Ketiganya adalah PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS), mencatatkan laba bersih hingga 64% US$ 5,38 juta sejalan dengan kenaikan pendapatan usaha 15,8% menjadi US$ 60,37 juta. Menyusul PT Sillo Maritime Tbk (SHIP) dengan laba bersih 13,5% seiring kenaikan pendapatan sebesar 145 %.
Ketiga PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) menorehkan laba bersih US$ 12,2 juta atau turun 9,9% menjadi US$ 406 juta.
Sementara itu, sejumlah perusahaan pelayaran yang mengalami penurunan laba bersih di tahun lalu yakni PT Trans Power Marine Tbk, PT SOCI Tbk, PT Temas Line Tbk, dan PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk.
Mereka yang mencatatkan rugi yakni PT Logindo Samudramakmur Tbk, PT Berlian Laju Tanker Tbk, PT Rig Tenders Indonesia Tbk, PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk, PT Trada Maritime Tbk dan PT Wintermar Offshore Marine Tbk.
Di tahun ini, beberapa perusahaan pelayaran mengaku optimis bertumbuh. Misalnya Humpuss Intermoda yang mentargetkan tumbuh 20 %. “Bisnis offshore akan membaik karena harga minyak mulai mengalami peningkatan dan full capacity dalam tug boat karena harga komoditi membaik.” kata Direktur Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompesy.
Sementara itu, Direktur Pelayaran Trans Power Marine (TPMA) Rudy Sutiono mentargetkan dapat mencetak pertumbuhan 10-20% pada tahun ini. (Abu Bakar/WL.COM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar