Jakarta (wartalogistik.com) — Harapan baru bagi ratusan pelajar di Surabaya dan Jakarta Utara hadir lewat sentuhan tangan CMA CGM Foundation dan Happy Hearts Indonesia. Lewat kemitraan yang dimulai tahun 2024, dua lembaga itu merenovasi empat sekolah di dua kota besar, memberi ruang belajar yang lebih aman, nyaman, dan ramah lingkungan bagi 1.600 siswa.
Dua sekolah pertama yang berlokasi di Surabaya — SMP Tri Guna Bhakti dan SMP Bina Karya — menjadi bukti nyata kolaborasi ini. SMP Tri Guna Bhakti yang rampung direnovasi dan diresmikan pada November 2024 kini menampung lebih dari 600 siswa. Sekolah itu kini memiliki tujuh ruang kelas baru, satu ruang guru, lima toilet, dan sebuah ruang kelas tambahan yang dibangun dari balok plastik daur ulang. Sebuah kontainer berukuran 40 kaki pun disulap menjadi perpustakaan yang memperkaya pengalaman belajar murid.
Setahun berselang, giliran SMP Bina Karya diresmikan pada 6 November 2025. Tiga ruang kelas direnovasi, dua ruang kelas baru dibangun dari balok plastik daur ulang, ditambah laboratorium sains, ruang konseling, dan fasilitas sanitasi yang lebih layak. Sekolah ini kini menjadi tempat belajar yang lebih layak bagi lebih dari 200 siswa.
Keberhasilan di Surabaya menjadi pijakan bagi langkah berikutnya. CMA CGM Foundation dan Happy Hearts Indonesia akan melanjutkan program serupa di Jakarta Utara dengan merenovasi dua sekolah lagi: MTS El Nur Kasysyaf dan Yayasan Pendidikan YASPI. Kedua sekolah yang melayani hampir 800 siswa itu selama ini menghadapi persoalan serius — mulai dari infrastruktur rusak, risiko banjir, hingga ruang kelas yang padat.
Renovasi yang dijadwalkan rampung pada 2026 itu mencakup pembangunan ruang kelas baru, laboratorium komputer, serta perpustakaan dari kontainer pengiriman. Balok plastik hasil daur ulang 10 ton sampah plastik akan digunakan sebagai bahan bangunan — memperkuat praktik ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.
“Kolaborasi ini bukan sekadar membangun sekolah, tapi juga membangun masa depan anak-anak dan komunitas di sekitarnya,” kata perwakilan CMA CGM Foundation dalam keterangan tertulis, Jumat (7/11).
Tak hanya soal infrastruktur, kemitraan ini juga mencakup pengembangan sumber daya manusia. Program pelatihan tiga tahun bagi guru dan staf dijalankan bersamaan dengan renovasi. Pelatihan itu menekankan pada keterampilan keuangan dan manajemen, agar sekolah mampu berkembang secara mandiri dan berkelanjutan.
Dampak sosial dan lingkungan dari proyek ini juga terukur. Selain mendaur ulang 10 ton plastik, kegiatan renovasi diyakini dapat mengurangi emisi karbon hingga 23 ton. Sekitar 6.000 anggota masyarakat — termasuk siswa, guru, dan keluarga mereka — diperkirakan akan merasakan manfaat langsung dari program ini.
Sejumlah pegawai CMA CGM Group pun turut terlibat sebagai relawan. Mereka membantu pekerjaan fisik di lapangan, hingga mengadakan sesi membaca dan kegiatan olahraga bersama siswa.
Melalui langkah-langkah kecil yang konkret, CMA CGM Foundation dan Happy Hearts Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan dan kepedulian lingkungan dapat berjalan beriringan — menyulam asa dari ruang-ruang belajar yang dulu rapuh menjadi tempat lahirnya harapan baru.
CMA CGM Group merupakan perusahaan pelayaran yang lebih dari 25 Tahun Berkiprah di IndonesiaCMA CGM Group telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 25 tahun, dan saat ini memiliki 8
kantor cabang, 14 sub-agen, dan lebih dari 500 staf. Grup ini mengoperasikan 13 layanan di 25 pelabuhan di seluruh negeri, menghubungkan berbagai tujuan global utama dengan jaringan intermodal mutakhir melalui CEVA Logistics dan CCIS.
CMA CGM Foundation didirikan pada tahun 2005 dan diketuai oleh Tanya Saadé Zeenny, CMA CGM Foundation berfokus pada aksi kemanusiaan dan akses pendidikan. Yayasan ini mewujudkan dan menerjemahkan nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas CMA CGM Group, pemimpin global di bidang transportasi dan logistik, ke dalam tindakan nyata.
Dalam menghadapi krisis, Yayasan ini memanfaatkan keahlian CMA CGM Group untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan
esensial. Yayasan ini juga mendukung akses pendidikan berkualitas, pelatihan dan integrasi profesional, serta inovasi
pendidikan dan sosial. Hingga saat ini, Yayasan telah mengirimkan 100.000 ton bantuan kemanusiaan ke 100 negara,
mendukung lebih dari 550 proyek di Prancis, Lebanon, dan di seluruh dunia, serta membantu 67 wirausaha melalui inkubator
sosialnya, Le Phare.
( Abu Bakar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar